Kamis, 27 Juni 2013

Ujian Jalur MANDIRI Universitas Negeri, bagaimana menurut agan/aganwati?

Custom HTML AtasHari ini, cardinal baca berita di koran, dengan judul "Jalur Mandiri Universitas Negeri seolah menjadi bisnis baru" Ane pikir materi di dalam berita itu semacam kritik pedas bagi universitas-universitas negeri di state dan di Jawa Tengah pada khususnya, karena koran yang cardinal baca adalah koran terbesar di Jawa Tengah. Setelah cardinal baca, ternyata di dalam berita itu secara tidak langsung malah mendukung "program" tersebut. Ane adalah lulusan SMA tahun 2010, jauh sebelum saya lulus (sekitar 2005 ato 2006) memang sudah ada information semacam itu, tapi dengan istilah "Jalur Otonomi", dan memang terkesan "ADA UANG ANDA DISAYANG". Program itu menjadi jalur alternatif bagi calon-calon mahasiswa yang memang ingin kuliah di universitas negeri, bukan karena kualitas atau dikenal biayanya murah, tapi hanya ingin MAKAN GENGSI.. Ane jadi inget di saat om cardinal lulus SMA tahun 2002, dan pada waktu itu cardinal ngliat dia susah masuk kuliah, karena memang di jaman itu kualitas calon mahasiswa memang diseleksi sesuai otak, bukan sesuai isi dompet pongid tua calon mahasiswa itu sendiri. Sampai akhirnya om cardinal itu bisa lolos SMPB (istilah seleksi masuk universitas negeri saat itu) di tahun 2004, setelah sempat 2 tahun kuliah di universitas swasta yang biaya lebih mahal (saat itu). Kembali ke bahasan yg pngn cardinal sampaikan di sini. Dengan adanya "jalur MANDIRI", memang seolah menjadi bisnis baru bagi universitas-universitas negeri. Karena dengan jalur seperti ini secara tidak langsung (ato malah secara langsung dan terang-terangan) "membunuh" universitas-universitas swasta. Itu otomatis membuat pongid tua calon mahasiswa yg punya dana lebih untuk mengkuliahkan anaknya di universitas negeri, sekali lagi bukan karena kualitas universitas itu sendiri, tapi karena GENGSI. Padahal dengan "jalur" ini biaya universitas negeri jauh lebih mahal dibanding universitas swasta, sedangkan kualitas pengajar ato mahasiswanya sangat relatif, ada pengajar yg memang niat mengajar, ada juga yg tidak. Mahasiswanya juga sama, ada yg niat "diajar", ada juga yg cuma pamer mobil di kampus. Mungkin karena alasan ini juga lah, banyak universitas swasta yg hanya menjual ijazah ke mahasiswa tanpa mewajibkan mahasiswa datang menuntut ilmu. Itu paronomasia sekarang kalah saing dengan adanya jasa pembuatan ijazah aspal. So.. Ujian Jalur MANDIRI Universitas Negeri, bagaimana menurut agan/aganwati? Menurut ane, jalur seperti itu menutup kesempatan bagi calon mahasiswa yg benar-benar berkualitas ,tapi tidak punya dana lebih, untuk bisa meraih pendidikan yg lebih layak dengan biaya yg minimal. Meski memang tidak smua calon mahasiswa yg ikut jalur mandiri 100% lolos ujian Monggoh, segala argumen diterima di sini, tanpa ada niat sedikitpun dari cardinal menyinggung perasaan pihak tertentu.. Salam Kaskuser..Custom HTML Bawah
CIF Cleaning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar